Sekolah Peradaban Serang

[Testimoni] Kujatuhkan Pilihan Pada Sekolah Peradaban

[Testimoni] Kujatuhkan Pilihan Pada Sekolah Peradaban
Saat pertama kali mencari sekolah untuk anak pertamaku Amory, aku menjelajah Kota Serang. Survey beberapa sekolah, mencari yang sesuai dengan visi ku dalam membesarkan anak. Ada yang sekolah dengan biaya tinggi dengan komunitas yang hedonis dan borju.. ga cocok..  Ada yang sekolah dengan model sekolah yang terlalu mementingkan akademik. Syarat masuk TK saja sudah parah menurutku, harus bisa calistung. Belum lagi penerimaan yang arogan. Bukan aku so, mencari sekolah swasta. Aku juga lulusan SDN inpres. Hanya saja, aku melihat kurangnya pengawasan bagi siswa oleh guru dengan jumlah murid yang banyak, bahasa dan pergaulan yang perlu diperhatikan, berbeda saat aku sekolah SD, maka akhirnya pilihanku jatuh kepada Sekolah Peradaban Serang.
Saat melihat konsepnya yang alam., click banget sama aku yang anak Mapala UMY. Dengan metode belajar yang cocok dan sesuai dengan visiku. Nilai-nilai akademik bukan sasaranku, tapi menjadi pribadi yang mandiri, sadar untuk beribadah, belajar sesuai usia dan kapasitasnya, mendorong anak-anak menemukan jati diri dan kesenangannya. Sudah sangat pas dan sekolah yang mengedepankan nilai sosial bukan semata money oriented.
Saya sangat bersyukur. Terima kasih kepada semua guru-guru, pengelola, Direktur sekaligus Owner Sekolah Peradaban Serang yang luar biasaaaa. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan kemudahan selama ini. Amory sekarang kelas 6, mau cari pesantren. Adik-adiknya yang lain, Chemical dan Choky semua sekolah di SD peradaban.
Pernah saat Chemical mau masuk TK, saya masukan bukan ke Peradaban. Maksudnya biar ada perbandingan. Kata kakak, bagus. Tapi, pernah saya ikut menunggu di sekolah. Ada masa saat itu anak-anak sedang berlarian di dalam kelas. Sang guru berkata, “ayo-ayo yang lari temannya setan,”. Astagfirullah.. esok harinya saya keluarkan dan saya pindahkan ke Sekolah Peradaban.
Berbeda sekali penanganan anak-anak yang sedang aktif di kelas oleh guru Peradaban. Saya masih ingat waktu itu Bunda Nisa malah memegang tangan anak saya dan mengajaknya melompat-lompat. Saya tanya, “Kok malah diajak lompat-lompat? Jawabannya, “kita habiskan dulu energinya, nanti juga duduk dengan tenang,”. Subhanallah.. beda bangetkan?? Dan masih banyak lagi hal yang saya sangat suka dari Sekolah Peradaban.
Terima kasih tak terhingga. Bangga. Saya selalu ceritakan dan rekomendasikan pada teman-teman yang mencari sekolah. Semoga Amory bisa ketemu sekolah pesantren yang sesuai dengan harapan dan sesuai dengan visi saya.
 
*Ini merupakan tulisannya Mamahnya Amory, Chemi, dan Choky di Facebook Sekolah Peradaban Serang
Share this:

[Testimoni] Kujatuhkan Pilihan Pada Sekolah Peradaban

Scroll to Top
Scroll to Top