Menurut Piaget (1975), cara anak usia dini berpikir tentang dunia memakai animisme, yaitu mereka melihat objek tak bernyawa sebagai sesuatu yang hidup, sehingga mereka belum menggunakan operasi logika dalam proses mental memahami dunia di sekitar mereka. Hal ini mendasari pembuatan program sekolah dengan menjadikan bermain sebagai inti kegiatan. Aktivitas di sekolah dalam membangun pengetahuan dilakukan dengan mengikuti aturan di sekolah, bahwa semua siswa harus berlari, melompat, menjelajahi, berbicara, membangun, berteriak, mengecat, berkhayal, bernyanyi, berimajinasi, mengukur, memperhatikan, mencoba, dan mengungkapkan.
Area sekolah di luar kelas menyediakan tempat untuk berlari, bermain pasir, taman, serta pijakan di pohon. Di dalam ruang kelas, terdapat tempat untuk bereksperimen menggunakan bebatuan, pasir, pipet, pewarna makanan, dan air untuk memadukan, mencoba, menuang, membentuk, dan mengubah.
Di dalam kelas guru tidak ada suara yang mengontrol atau memberi perintah, hanya terdengar kata pemberi semangat dan berbagi ide, dialog, perbincangan, cerita yang dibuat naskahnya atau lagu.